Siapa itu wanita modern? Kalau pertanyaan ini diajukan di jalan-jalan, ke kalangan orang-orang yang tidak terpelajar atau mengenyam bangku pendidikan hanya setingkat SLTA atau bahkan universitas dan tidak terdidik secara benar, maka kita akan mendengar jawaban-jawaban sebagai berikut:
“Wanita yang berpakaian serba mini dan transparan, memakai tanktop, bercelana jeans ketat dan bersepatu hak tinggi.”
“Wanita yang pakai gincu dan bedak tebal dan rambutnya dicat warna-warni.”
“Wanita yang rajin memelihara kuku dan mengecatnya.”
“Perempuan yang bajunya dan seluruh aksesoris di badannya selalu mengikuti model terbaru dan mahal.”
Benarkah? Fareed Zakaria seorang pemikir Muslim warga negara Amerika dalam bukunya The Future of Freedom (Masa Depan Kebebasan) mengatakan bahwa pandangan atas wanita modern semacam itu dipengaruhi oleh kekeliruan kita dalam memandang komodernan atau modernitas dan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Antara substansi pembawa modernitas dan sisi-sisi negatif darinya.
Modern berkonotasi pada cara berfikir dan berperilaku secara rasional dan berdasar akal sehat. Sikap dan perilaku modern semacam ini tidak dapat dilakukan tanpa melalui pembelajaran dan pendidikan yang tepat. Akal sehat tidak akan dapat berfungsi maksimal kalau kita selalu ketinggalan informasi keilmuan. Transfer keilmuan hanya dapat dilakukan dengan banyak membaca apa saja termasuk membaca kitab yang rutin diajarkan, buku, majalah dan berdiskusi serta berkonsultasi dengan kalangan yang dianggap mengetahui akan suatu bidang keilmuan tertentu.
Karena modern itu identik dengan akal sehat, maka wanita modern adalah wanita yang berakal sehat yang memiliki logika, cara berfikir dan berperilaku yang baik. Dalam kitab Mushkilatul Faqr wa kaifa Alajaha al Islam Syekh Yusuf Qardhawi menegaskan bahwa Islam tidak pernah bertentangan dengan akal sehat. Artinya, wanita muslimah yang dalam berfikir dan berperilaku sesuai dengan syariah Islam adalah dapat dikatakan sebagai wanita modern yang sejati. Sementara istilah “wanita modern” sebagaimana yang selama ini banyak disalahpahami orang—seperti dikutip di awal tulisan ini—adalah pemahaman kalangan yang kurang rasional, kurang terdidik, kurang wawasan dan kurang berakal-sehat. Allah selalu menganjurkan kita agar selalu membaca, menulis dan berwawasan serta berilmu (Al Alaq 96:1-5) supaya kita tidak terjebak dalam pemahaman yang salah kaprah dan menyesatkan yang justru akan membuat kita dinilai sebagai wanita yang ndeso dan kampungan; bukan dianggap sebagai wanita modern seperti yang kita bayangkan dan harapkan. http://afatih.wordpress.com/2008/04/10/w…)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar