Mencari

Minggu, 28 November 2010

:: Berdoa Kembali ::


"Duhai ALLAH aku mengharap rahmat dan karuniaMu maka jangan Engkau (serah) kan segala urusan kepadaku meski hanya sekejap matapun"...ALLAHumma amiiin... Dan janjiMu adalah benar, syurgaMu adalah benar, nerakaMu adalah benar, kitabMu adalah benar, RosulMu adalah benar, azabMu adalah benar.
Duhai ALLAH, kembalikan aku dalam keadaan khusnul khotimah, ampuni dosaku Al-Goffur... ampuni atas sedikitnya pengetahuanku, dan pengetahuan orang lain terhadap diriku... Duhai ALLAH, dekatlah aku padaMu dalam kuat dan lemahku, dalam luas dan sempitku, dalam tangis dan senyumku...banyakkkan aku dalam mengingatku... Rabb, jadikan aku, kedua orang tuaku dan keluargaqu adalah hamba2Mu yang tawaduq kepadaMu hingga kami pantas mendapatkan ridhaMu ya Rohiim.. pertemukan kami kembali di JannaHMu ya ALLAH... Rabb sungguh Engkaulah pelindung kami, berikan yang terbaik untuk wajah-wajah cintaku ya ALLAH, sayangi terlebih ibu dan Bapakku... Rabb, aku mencintai ayah dan bunda karenaMu,,, jagalah mereka duhai Al-Waduud dalam besar dan indahNya cintaqu...

:: Mengatasi Gundahnya Hati, Astagfirullahaladzim... ::


Handsome Yusuf r.a cried, Allah is enough for me!
Every night brings a new day, Allah alleviates all pain
Everything has its end, Allah is enough for me!
Everything has its end, Allah is enough for me!
(Syair Nasheed “Allah is enough for me” by Zain Bhikha)

Hati adalah kekuatan inti manusia. Dia adalah sekerat daging yang mampu mengalahkan kekuatan jasad seperti yang dikatakan Rasulullah Saw : “Ingatlah bahwa dalam jasad ada sekerat daging, jika ia baik, maka baiklah jasad seluruhnya; jika ia rusak, maka rusaklah jasad seluruhnya. Ketahuilah bahwa segumpal daging itu adalah hati.” (HR. Imam Bukhari dan Muslim). Hadits ini menunjukkan betapa pentingnya posisi hati dalam tubuh manusia, tidak hanya sekedar daging tetapi juga penentu aqidah, penentu budi pekerti dan penentu keputusan terbesar seperti yang dijelaskan dalam sebuah hadits Arbain Nawawiyah bahwa Rasulullah Saw pernah bersabda “Mintalah fatwamu kepada hatimu sendiri. Kebaikan adalah apa-apa yang menentramkan jiwa dan hati, sedangkan dosa adalah apa-apa yang mengusik jiwa dan meragukan hati, meskipun orang-orang memberi fatwa yang membenarkanmu.” (H.R Imam Ahmad bin Hambal dan Imam Ad-Darani).

Berdasarkan penjelasan hadits kedua diatas maka tak dapat dipungkiri lagi bahwa hati ibarat petunjuk kebaikan selama hati kita masih suci dan bersih dan juga bisa jadi sebagai petunjuk kejahatan ketika hati kita sudah ternoda dengan dosa dan maksiat. Sebab hati pun memiliki beberapa penggolongan yaitu hati yang bersih atau suci, hati yang sakit dan hati yang jahat dan hanya hati yang bersih yang mampu memberikan petunjuk yang benar. Secara sunnatullah sifat hati selalu berbolak-balik yang mana sesuai sifat dasar manusia yang sering khilaf. Akibatnya hati kadang-kadang menjadi tenang, nyaman, yakin, percaya akan Allah, dan stabil tapi kadang-kadang pula dia menjadi terbalik; menjadi liar, gelisah, gundah, resah, tidak nyaman dan tidak stabil. Inilah kombinasi hati manusia.

Kegundahan hati yang disebabkan oleh problematika hidup yang penuh dengan konflik, persoalan dan tantangan bisa menyebabkan hati kehilangan cahaya-Nya dan nurani kebaikan sehingga perlu segera ditemukan terapinya. Olehnya Allah yang Maha Ar-Rahman dan Ar-Rahim telah memberikan solusi-solusi kegundahan hati dengan obat mujarab yaitu Al-Quran Karim. Salah satu firman-Nya “Inilah adalah Al-Quran yang Kami turunkan kepadamu (Muhammad) agar engkau dapat mengeluarkan manusia dari kegelapan kepada cahaya terang benderang dengan seizin Allah menuju jalan Allah yang Maha Perkasa dan Maha Terpuji.” (Q.S Ibrahim: 1). Banyak ayat-ayat Al-Quran yang dapat dijadikan terapi kegundahan hati, sebagai obat pelipur jiwa dan penenang kalbu, berikut beberapa petikannya :

KENAPA AKU DIUJI?

Surat Al-Ankabut: 2-3

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka akan dibiarkan (saja) hanya dengan mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi?Dan sesungguhnya, Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka sesungguhnya Allah mengetahui orang-orang yang benar dan sesungguhnya Dia pasti mengetahui orang-orang yang dusta.”

KENAPA AKU TIDAK MENDAPATKAN APA YANG AKUIDAM-IDAMKAN?

Surah Al-Baqarah ayat 216

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.”

KENAPA UJIAN SEBERAT INI?

Surah Al-Baqarah ayat 286

“Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.”

BAGAIMANA MENYIKAPI RASA FRUSTASI?

Surah Al-Imran ayat 139

“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman.”

SUNGGUH, AKU TAK DAPAT BERTAHAN LAGI…!!!!!

Surah Yusuf ayat 12
“Dan jangan kamu berputus asa dari rahmat Allah. Sesungguhnya tiada berputus asa dari rahmat Allah, melainkan orang-orang yang kafir.”

BAGAIMANA AKU HARUS MENGHADAPI PERSOALAN HIDUP ?

Surah Al-Imran ayat 200
“Wahai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.”

APA SOLUSINYA?

Surah Al-Baqarah ayat 45-46
”Dan mohonlah pertolongan (kepada Allah) dengan sabar dan shalat. Dan (shalat) itu sungguh berat kecuali bagi orang-orang yang khusyuk, (yaitu) mereka yang yakin, bahwa mereka akan menemui Tuhannya, dan bahwa mereka akan kembali kepada-Nya.”

SIAPA YANG MENOLONG DAN MELINDUNGIKU?

Surah Ali Imran: 173
“Cukuplah Allah (menjadi penolong) bagi kami dan Dia sebaik-baik pelindung.”

KEPADA SIAPA AKU BERHARAP?

Surah At-Taubah ayat 129
“Cukuplah Allah bagiku; tidak ada Ilah selain Dia. Hanya kepada-Nya aku bertawakkal, dan Dia adalah Tuhan yang memiliki ‘Arsy (singgasana) yang agung.”

APA BALASAN ATAU HIKMAH DARI SEMUA INI?

Surah At-Taubah ayat 111
“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mu’min, baik diri maupun harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.”

semua orang yang beriman berharap menjadi golongan orang-orang yang dicintai oleh Allah SWT. Dan Allah mengabarkan kepada hamba-Nya bahwa golongan yang mendapatkan kecintaan-Nya adalah orang-orang yang sabar terhadap ujian dan cobaan dari-Nya. Sebagaimana ditegaskan dalam firman-Nya.

..Cita cita sederhanaku..


"Ketika cita-cita sesederhana menjadi seorang ibu rumah tangga biasa menjadi begitu langka dan sulit sekali terlaksana.. Ketika begitu sedikit dari mereka yang bercita-cita jadi ibu rumah tangga seutuhnya.. Maka dengan seizin-Mu Yaa Rabb.. Perkenankanlah saya menjadi bagian dari yang sedikit itu.. Amiin."

Ketika menulis catatan ini saya adalah seorang remaja yang berada dalam masa peralihannya menjadi seorang wanita dewasa, sedang menuntaskan tugas akhirnya di sebuah perguruan tinggi swasta kelas karyawan dan tinggal selangkah lagi menjadi sarjana.

Seorang wanita yang berada pada masa gemilangnya dalam meniti karir, bekerja di tempat yang baik dengan penghasilan yang sangat baik, anak perempuan yang membanggakan, kakak yang walaupun tidak terang-terangan dinantikan tetapi selalu dirindukan dan menjadi panutan, sahabat yang hangat, teman yang menyenangkan, rekan kerja yang walaupun sering datang terlambat, tetapi selalu dimaafkan karena rajin membawa makanan..

Entah semua itu benar adanya atau tidak. Yang jelas saya selalu percaya pada insting dan bagaimana cara hati membawa saya untuk merasa.
Sepintas, semua yang saya miliki, kehidupan saya yang nyaris begitu sempurna, adalah apa yang sebagian perempuan zaman sekarang impikan. Karir, pendidikan, keluarga, teman. Saya amat sangat bersyukur dengan keadaan saya. Semua yang Allah titipkan pada saya sekarang adalah apa yang dahulu pernah saya cita-citakan.

Alhamdulillah.. Allah memberikan kesempatan untuk merasakan dan membimbing bagaimana harus menyikapi begitu banyak cita-cita yang terlaksana menjadi nyata ini dengan baik dan bijaksana. Saya jadi teringat kutipan dari seorang ustazah, "Muslimah yang berjuang dalam kebaikan adalah mereka yang selalu to be continued.. berkelanjutan dan terus menerus..."
Kemudian saya dihadapkan pada sebuah pertanyaan sederhana, “Apa cita-cita saya berikutnya?"
Di sinilah, di usia saya yang masih belum genap dua puluh dua tahun, saya merasa jadi lebih tua karena sepertiga partisi dari otak saya didominasi sesuatu yang sedang saya pertimbangkan untuk menjadi cita-cita saya di masa yang akan datang. Menjadi seorang ibu rumah tangga saja. Sederhana.
Sepertinya mudah, tetapi entah dari sudut pandang mana saya menilainya, sekedar membayangkannya saja sulit sekali rasanya. Padahal pada hakikatnya, rumah tangga adalah ladang pahala yang sangat luas bagi seorang wanita.

Semuanya tidak lagi membanggakan ketika memiliki cita-cita menjadi ibu rumah tangga biasa dan seutuhnya mengabdikan diri kepada keluarga saja. Saya butuh waktu yang cukup lama untuk menimbang, malah bimbang, bahkan gamang.

Pelan-pelan mimpi itu bergumul dalam pikiran saya. Menyediakan bekal untuk suami tercinta, memberikan rumah yang bersih dan nyaman sepulangnya, pakaian yang bersih, wangi, dan tersetrika rapi. Betapa membahagiakannya bila saya bisa mengerjakannya sendiri, tanpa bergantung pada si "Mbak" (pembantu-red). Sungguh saya tidak bisa membayangkan bagaimana saya akan cemburu jika suami lebih menyukai dan menikmati masakan si "Mbak".
Kemudian ... menjaga calon buah hati kami, membekalinya dengan gizi dan pendidikan yang baik bahkan jauh sebelum kelahirannya, mengenalkannya pada rangkaian hijaiyah, membacakannya cerita, mengobrol dengannya, ikut membangunkannya di waktu subuh. Saya tidak ingin kehilangan moment-moment penting dalam sembilan bulan itu.
Tidak ingin menyia-nyiakan dan membiarkannya berlalu begitu saja karena kesibukan saya bekerja. Saya tidak ingin hanya disibukkan mempersiapkan popok, baju, dan alas tidurnya. Saya ingin sibuk mempersiapkan kesiapannya menjadi seorang manusia.

Dan ketika Allah mengizinkan ia lahir ke dunia, betapa tidak inginnya cuti tiga bulan yang diberikan perusahaan kepada saya membatasi kebahagiaan saya. Saya tidak ingin rutinitas menyusuinya, memandikan, mengganti popoknya, berlangsung rutin hanya dalam tiga bulan saja. Saya tidak ingin kehilangan 8 jam dalam sehari dengan tidak melihat ia tumbuh besar dan pintar. Saya tidak ingin kehilangan menyaksikan langkah pertamanya.

Namun dengan intensitas yang sama, kekhawatiran yang lain juga hadir menyertainya. Bagaimana jika kelak saya berjodoh dengan seseorang yang biasa saja? Bukan mereka yang berpenghasilan “wah” tiap bulannya? Biaya perlengkapan anak, susu, dan pendidikan zaman sekarang kan mahal?
Lantas bagaimana dengan kehidupan sosial yang saya tinggal di luar sana? Lantas bagaimana jika (Naudzubillahi Min Dzaalika) suami yang saya tercinta berpulang ke rahmatullah di waktu yang tidak saya duga sebelumnya, sedangkan saya harus menggantikannya sebagai kepala keluarga?
No Execuse!! Allah telah menentukan dan mengatur jodoh, rezeki, dan maut bagi tiap-tiap kita. Banyak cara untuk mengupayakan rezeki yang disebar-Nya di seluruh muka bumi ini. Niat yang baik akan beriring dengan hasil yang baik, Insya Allah.

Rumah adalah sekolah dan madrasah paling murah bagi anak-anak kita, dan baik tidaknya kualitas pendidikan yang mereka terima itu bergantung pada kita, orang tua mereka. Maka bersemangatlah, Allah menghadirkan masalah berpasangan dengan solusinya. Pasti.

"Semoga Allah memberikan kemantapan hati jika cita-cita itu bukan sesuatu yang salah, menjadikannya tidak sebatas pada keinginan, tetapi juga kebutuhan. Semoga Allah memperkenankan cita-cita sederhana saya menjadi nyata, meridainya dan menjadikannya jalan terbaik yang dipilihkan-Nya untuk saya, memberi kemudahan bagi kami untuk melalui aral-melintangnya. Percaya bahwa Allah akan menjaga dan memelihara apa yang menjadi kepunyaan-Nya. Percaya bahwa berkarya menjemput rezeki-Nya bisa dimana saja. Percaya bahwa tidak ada sandaran hidup yang lebih baik selain Allah."

Ketika cita-cita sederhana ini menjadi tidak sederhana, maka pada pintuMu ya Rabbi kami mengetuk. Jagalah izzah kami sebagai muslimah, sebaik-baik muslimah. Yang akan menjadi penyejuk pandangan belahan hati kami. Mampu menjadi wanita yang kuat dibalik dia lelaki hebat yang Engkau pilihkan sebagai imam kami dan untuk mereka buah cinta kami yang kau titipkan sebagai cahaya hidup dan mati kami.

ALLAHumma amiin.....

- Semua Karena Cinta -


Ya Rabb..
Hamba-Mu yang melarikan diri telah kembali ke pintu-Mu..
Hamba-Mu yang telah berbuat maksiat telah kembali kepada perbaikan..
Hamba-Mu yang telah berdosa telah datang kepada-Mu dengan memohon maaf..
Maafkanlah aku dengan segala Kemurahan-Mu..
Terimalah permohonanku dengan keutamaan-Mu dan pandanglah aku dengan RahmatMu..

Ya Rabb..

Ampunilah dosa-dosaku yang telah lampau dan peliharalah sisa-sisa umurku..
Sesungguhnya kebaikan ada dalam kekuasaan-Mu dan engkau maha Pengasih dan Penyayang terhadap kami..

Di jalan ini, kita mencari ridha Allah swt, kita melangkah untuk meraih surga Allah swt, surga yang luasnya melebihi keluasan langit dan bumi..

Kita ingin meminang surga yang menjadi puncak dari rangkaian mimpi-mimpi kita, di mana kita ingin memperoleh ridha-Nya, cinta-Nya, yang menyebabkan kemenangan dunia dan akhirat..

Demi masa, Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran (QS. Al’Ashr:1-3)

Entah sudah seberapa jauh atau tambah menjauh diri ini dari-Mu Ya Rabb..

Ketika diri ini merasakan yang namanya 'cinta' sebuah kata yang sangat sederhana, namun dapat memberikan dampak yang sangat luar biasa bagi proses perjalanan hidup ini..

Berawal dari Cinta, diri ini menjauh dari-Mu, berawal dari pemaknaan cinta, kemaksitan itu bermula..

Sungguh sebuah kata sederhana yang telah membawa dampak yang sangat tidak sederhana bagi diri ini..
Atas nama cinta kita dapat merubah suatu hal yang “diharamkan”, menjadi suatu hal yang “dihalalkan” menurut kita,..atas nama cinta diri ini memaklumi setiap hal yang dilakukan, bahwa ini merupakan suatu proses guna mendapatkan cinta yang sejati buat diri ini..

Ketika diri ini berbicara atas nama cinta, ketika ruhani ini ringkih karena cinta..


Dijadikan indah pada (pandangan) manusia kecintaan kepada apa-apa yang diingini, yaitu: wanita-wanita, anak-anak, harta yang banyak dari jenis emas, perak, kuda pilihan, binatang-binatang ternak[186] dan sawah ladang. Itulah kesenangan hidup di dunia, dan di sisi Allah-lah tempat kembali yang baik (surga). (QS. Ali ‘Imran:14)

Apakah kau masih ingin berbicara atas nama cinta, ketika Allah swt telah mengingatkan kita, melalui Surat Cinta-Nya, yang dijadikan pedoman hidup bagi kita dalam menjalani kehidupan di dunia ini..

Penafsiran Cinta yang telah membuat diri ini menjauh dari-Mu Ya Rabb, Cinta yang telah membuat diri ini bermaksiat pada-Mu, Cinta yang telah membuat diri ini berdosa pada-Mu, entah sudah berapa banyak kesalahan dan kekhilafan yang telah dilakukan diri ini, hanya karena cinta..


Bahagia diri ini ketika memiliki cinta yang telah dipuja, dicari, dan bahkan dikejar, kemana pun cinta itu pergi dan berada, indah terasa ketika cinta masuk dan memenuhi relung hati kita, hingga hati pun tak dapat lagi membedakan mana yang ”haram” untuk diri ini, dan mana yang “halal” untuk diri ini dan karena cinta kita lupa pada-Nya..


Sesungguhnya Kebahagiaan itu adalah Anda hidup untuk fikrah kebenaran yang lahir dari aqidah yang sangat agung dengan kesadaran yang lurus, dari mana aku datang, ke mana aku akan pergi, untuk apa aku diciptakan dan apakah aku akan kembali. Aqidah akan menyebar ke dalam jiwa yang yakin, ia akan mengajarkan pemikiran yang lurus, menciptakan akhlaq yang terpuji dan ia mendatangkan manhaj yang benar. Kematangan aqidah bagi orang-orang yang bahagia merupakan asas dan sendi. Barang siapa yang hidup dengan memikul aqidah dan mengumandangkan sebutannya, Maka dialah orang yang berbahagia ” (DR. Yusuf Qardhawi)

Apakah kau masih akan terus, dan terus mengejar cinta, berbicara atas nama cinta, bahkan melupakan-Nya karena cinta?

Apakah tidak cukup, kesalahan, kekhilafan, kemaksiatan, dan kemudharatan yang kau timbulkan, karena cinta?

Dan ketahuilah olehmu bahwa di kalanganmu ada Rasulullah. Kalau ia menuruti kemauanmu dalam beberapa urusan benar-benarlah kamu mendapat kesusahan, tetapi Allah menjadikan kamu 'cinta' kepada keimanan dan menjadikan keimanan itu indah di dalam hatimu serta menjadikan kamu benci kepada kekafiran, kefasikan, dan kedurhakaan. Mereka itulah orang-orang yang mengikuti jalan yang lurus, (QS. Al Hujuraat:7)

Cahaya Hari Ini.......


Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang Jahiliyah yang dahulu dan Dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, Hai ahlul bait dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya. [QS. Al-Ahzab (33) : 33 ]